Pages

26 November 2015

Pengambilan Keputusan dalam Organisasi


1.      Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan

A.    Definisi Pengambilan Keputusan
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang  apa yang harus dilakukan dan mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat penting. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada relasi sesama.
Kemudian terdapat definisi menurut para ahli, antara lain :


-          Menurut George R. Terry :
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
-          Menurut Sondang P. Siagian :
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
-          Menurut James A. F. Stoner :
Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari definisi pengambilan keputusan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Pengambilan keputusan itu sendiri suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
B.     Dasar Pengambilan Keputusan
Menurut George R. Terry, dasar-dasar pengambilan keputusan adalah :
1.      Intuisi :
Suatu proses bawah sadar/tdk sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang terseleksi. Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intusi atau perasaan memiliki sifat subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh.
a. Segi positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi adalah :
     - Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek.
     - Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan pada umumnya.
     - Keampuan mengambil keputusan dari peng-ambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
b. Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi adalah :
     - Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
     - Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.
     - Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
     - Pengalaman
2.      Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis.  Karena pengalaman seseorang dapat mempekira-kan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya, baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan.  Karena pengalaman, seseorang yang menduga masalahnya walaupun hanya dengan melihat sepintas saja mungkin sudah dapat menduga cara penyelesaiannya.
3.      Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik.  Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dpt menerima keputusan-keputusan yang dapat dibuat dengan rela dan lapang dada.
4.      Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pim-pinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang lebih rendah kedudukannya.  Pengambilan keputusan berdasarkan we-wenang juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
a.       Segi positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah :
     - Kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara sukarela ataukah terpaksa.
     - Keputusannya dapat dapat bertahan dalam jangka waktu yg cukup lama.
     - Memiliki otentisitas (otentik).
b.      Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah :
     - Dapat menimbulkan sifat rutinitas.
     - Mengasosiakan dengan praktek dictatorial.
     - Sering melewati permasalahan yg seharus-nya dipecahkan sehingga dapat menimbul-kan kekaburan.
5.      Rasional
Pada pengambilan keputusan yg berdasar-kan rasional, keputusan yg dihasilkan ber-sifat objektif, logis, lebih transparan, kon-sisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, shg dpt dikatakan mendekati kebenaran atau se-suai dgn apa yg diinginkan.

2.      Jenis-Jenis Keputusan Organisasi
Para peneliti dalam bidang pengambilan keputusan telah mengembangkan beberapa klasifikasi  tipe keputusan. Kebanyakan klasifikasi ini serupa satu sama lain, yang berbeda hanya terminologi atau istiah yang digunakan. Herbert Simon membedakan dua tipe keputusan:
·         Keputusan Terprogram
Ketika situasi tertentu sering terjadi, sebuah prosedur rutin akan dibuat untuk mengatasi situasi tersebut. Sebuah keputusan disebut keputusan terprogram jika bersifat berulang,rutin, dan memiliki prosedur penanganan yang baku.
·         Keputusan tidak Terprogram
Sebuah keputusan disebut keputusan tidak terprogram ketika benar-benar baru dan belum terstruktur . tidak ada prosedur yang pasti dalam menangani masalah tersebut, baik karena belum pernah ditemukan situasi yang sama sebelumnya, atau karena bersifat sangat kompleks atau sangat penting. Keputusan seperti ini membutuhkan penanganan khusus.

3.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
1.      Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
2.      Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
3.      Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain.
4.      Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan.
5.      Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik.
6.      Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
7.      Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik.
8.      Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul.
9.      Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Pendapat lain mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan:
1.      Posisi/ Kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut.
o   Letak posisi; dalam hal ini apakah is sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer).
o   Tingkatan posisi; dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional, operasional, teknis.
2.       Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi peng-halang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.
Masalah dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:
·         Masalah terstruktur (well structured problems), yaitu masalah yang logis, dikenal dan mudah diidentifikasi.
·         Masalah tidak terstruktur (ill structured problems), yaitu masalah yang masih baru, tidak biasa, dan informasinya tidak lengkap.
·         Dapat pula dibagi sebagai berikut.
·         Masalah rutin, yaitu masalah yang sifatnya sudah tetap, selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.
·         Masalah insidentil, yaitu masalah yang sifatnya tidak tetap, tidak selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.
3.      Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuatan.
4.      Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.
5.       Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective.

4.      Implikasi Manajerial

Implikasi manajerial pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai keterlibatan pengambilan keputusan dalam proses manajemen di suatu organisasi. Dalam kegiatan berorganisasi pasti akan menemui situasi dimana harus dilakukannya satu atau lebih pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan hal penting di dalam organisasi. Keputusan yang tepat mampu membawa organisasi menuju tujuannya, sebaliknya keputusan yang tidak tepat dapat membuat organisasi gagal mencapai tujuannya.
Pengambilan keputusan merupakan peranan manajer yaitu peran desisional. Seorang manajer yang efektif adalah pimpinan atau manajer yang mampu membuat kebijakan dan mengambil keputusan yang relavan. Organisasi hanya akan berfungsi jika para pemimpin atau manajer memiliki kemampuan mengambil keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya kepada anggota organisasi.
Fungsi manajemen penuh dengan pembuatan berbagai keputusan. Menghadapi masalah yang makin kompleks, manajer harus membuat keputusan mengenai tindakan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Setiap keputusan akan membawa risiko, yaitu berhasil, kurang berhasil, atau gagal dalam menyelesaikan masalah.






Sumber:

Laudon .C, Kenneth. Sistem Informasi Manajemen (Ed 10). Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat


No comments:

Post a Comment